Ini adalah kali pertama gue nonton stand up tour bang Pandji, agak kudet emang. Apa kudet banget? Entahlah gue gak tau. Karena ini yang pertama kali, gue excited banget, standup tour sebelumnya gue cuma nonton di youtube ^^ (maapin, bang hehe…) kalo gue gak salah itu tema sebelumnya adalah “Merdeka dalam Bercanda”. Tema yang dibuat oleh bang Pandji menurut gue sangat menarik, selalu mencakup nilai ke-Indonesiaan didalamnya, maka dari itu gue jadi salah satu fans dari beliau. Materi yang dibawakan selalu ngena buat gue dan tetep ringan dibawain.

Nah, yang kemarin gue hadiri adalah tour kedua dengan tema yang gak kalah menarik juga “Mesakke Bangsaku”. gue orang Jawa, jadi tau arti dari kata mesakke. Iya, mesakke itu bahasa jawa yang memiliki arti kasian. Jadi kalo keduanya digabungin jadi kasian bangsaku. Dalam tour ini bang Pandji didukung penuh oleh @smartfrenworld dan didukung doa oleh gue (lho?). Kenapa tiba-tiba gue bikin review mengenai tour ini? karena gue sedang mengembangkan keterampilan menulis dan juga biar dapet reward dari @smartfrenworld :D. Tapi ya gak segitunya banget sih, sekedar ingin memberi informasi kepada khalayak yang kemaren berhalangan hadir. Anyway, ini juga review standup comedy pertama gue. (gue kudet banget ini mah -_-)

Dari semua materi yang dibawakan oleh bang Pandji, gak ada satu materipun yang gue ngerti sebelumnya, seperti jumlah minoritas yang ada di Indonesia, sistem pendidikan di Indonesia, serta perkembangan politik di Indonesia. Dan sepertinya gue memang beneran kudet tentang Indonesia. Gue kemana aja selama ini?? haha ngakunya sih cinta bangsa dan negara, tapi gak tau betapa mengenaskan bangsa ini. Tanpa disadari, Indonesia yang “katanya” udah gak mempermasalahkan lagi soal diskriminasi, masih memiliki akar persoalan diskriminasi yang belum terpecahkan. Seperti pada materi yang dibawakan bang Pandji soal gay. Selama ini gue gak pernah tau kalo di Indonesia ada gay people, yang gue tau sih banyak bancinya 😀 tapi mungkin karena gue belum ketemu aja kali ya, jadi belum tau seluk beluk gay (lha? Ko gue random gini…)

Gak cuma bangsa aja yang mesakke, gue juga salah satu dari ke-mesakke-an itu. Dalam persoalan pendidikan gue masih gak tau apa tujuan sekolah, toh beberapa orang sukses aja sekolahnya gak tinggi-tinggi amat. At that moment, I got what I need. Ketika bang Pandji cerita tentang Dipo yang belum bisa nulis, dan berbakat dalam melukis, gue seperti disadarkan lagi untuk tau mimpi dan harapan, disadarkan kembali untuk bermimpi kembali tentang apa yang dulu gue impikan. Gila, semua materinya bikin merinding. Semuanya.

Satu lagi yang ngena dari materi standup comedy kemaren, tentang kesatuan antar umat beragama. Padahal toleransi dan tenggang rasa, gue yakin semuanya pernah diajari tentang dua hal itu. Tapi sekali lagi, we missed that point. Poin yang bikin bangsa kita akan menjadi semakin kuat dengan gak adanya selisih paham antar agama. Kita sama-sama punya Tuhan, they get their own God, and we do. Tuhan gak suka orang yang bermusuhan, gue gak suka orang tawuran, dan mungkin bangsa ini juga menginginkan kedamaian. Terus kenapa kita masih aja selisih paham? (You’ve got the answer).

Well, banyak banget yang gue dapet dari nonton kemaren. Semoga pas finale nanti di Jakarta, gue bisa nonton lagi. Gue dapet apa yang selama ini gue pusingkan, gue dapet apa yang harus dilakukan untuk bisa sedikit merubah bangsa ini (biar gak kasian lagi) dan gue juga dapet banyak banget pengetahuan yang sebelumnya gue gak tau. Dari perbedaan kita bisa mendapatkan persamaan, dari perdebatan kita bisa dapat perdamaian, dari permusuhan kita dapat pertemanan, dan dari kelemahan kita bisa dapat kekuatan J.

That’s it. Gue cuma bisa review segini banyaknya, semoga bisa bermanfaat buat yang baca, semoga bisa bikin penasaran pembaca dengan standup comedy tour bang Pandji berikutnya (gue doain bang, biar bisa ngadain tour lagi. Amin.)

sumber: http://mediapublica.co

Kemaren lalu gue abis nonton sama temen-temen gue, film berkualitas menurut gue. Judul film yang gue tonton adalah Cinta Brontosaurus sebuah karya dari salah satu inspirator gue, Raditya Dika. Gue cerita sedikit mengenai film ini, jadi film ini berkisah tentang kisah cintanya Dika seorang penulis (Raditya Dika) yang selalu kandas ditengah jalan. Suatu hari Dika bertemu dengan Jessica, singkat cerita mereka pacaran dan Dika percaya bahwa cinta bisa kadaluarsa, namun Jessica meyakinkan bahwa cinta itu nggak ada tanggal expired-nya. Film ini nggak melulu bercerita soal cinta, it’s tell about love, friendship, family and other thing that i can’t tell you. Over all film ini bagus banget buat semua umur (gue rasa), nggak bisa ditebak alur ceritanya, excellent!

Kalo hikmah yang bisa gue dapet setelah nonton film ini adalah, bagaimana kita mencintai seseorang tanpa alasan, apa adanya, nggak nuntut suatu apapun, sederhana, kaya cinta monyet. Sekalipun katanya cinta monyet itu bukan nggak ada apa-apanya, tapi yang menjalaninya akan merasa ada apa-apanya. something special mungkin ya, entahlah gue lupa rasanya cinta monyet kaya apa. Buat para jomblo juga bisa belajar dari film ini gimana caranya mendapatkan cinta. Kadang kan suka ada cowok/cewek yang milih-milih pacar bahasa kasarnya, tapi ujung-ujungnya yang ada aja dipacarin 😀

Nggak, nggak, gue nggak jelek-jelekkin jomblo atau single, karena sesungguhnya gue juga jomblo, hahaha 😀 cinta itu asal orang yang mengartikan cinta dengan seindah-indahnya dan sejelek-jeleknya, dan menikmati arti cinta yang jelek maupun yang buruk, it’s also gonna know your self 😉 anggap aja love is the worse and the worth in this world. Kaya cinta kalian sama orangtua, cinta orangtua kalian sama kalian, cinta kakak kalian dengan kalian, cinta adik kalian dengan kalian, cinta teman kalian dengan kalian, cinta sahabat kalian dengan kalian, tanpa pamrih, tanpa tuntutan, tanpa batasan, tanpa rekayasa, natural dan apa adanya 🙂
SEE YA! 🙂